Sebenarnya Allah SWT telah menganugrahi umat manusia agama yang terbaik yaitu Islam. Lewat kitabNya Al Qur an Allah SWT telah berfirman, memberikan pedoman menjalani kehidupan dan penjelasan hakikat penciptaan. Islam menunjukkan jalan untuk memenuhinya secara lurus dan menempatkannya dengan harmonis. Dan Islamlah yang secara ideal menempatkan manusia sesuai dengan kemampuan dan
Senin, 26 Desember 2011
Rabu, 14 September 2011
SEBUAH RENUNGAN
Sebenarnya
Allah SWT telah menganugrahi umat manusia agama yang terbaik yaitu
Islam. Lewat kitabNya Al Qur an Allah SWT telah berfirman, memberikan
pedoman menjalani kehidupan dan penjelasan hakikat penciptaan. Islam
menunjukkan jalan untuk memenuhinya secara lurus dan menempatkannya
dengan harmonis. Dan Islamlah yang secara ideal menempatkan manusia
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasannya. Telah dijadikan Allah SWT
manusia ini sebagai mahluk yang sejatinya mulia, ditundukkanNya berbagai
hal yang tak terkira untuk kepentingan kita. Diturunkan kita untuk
menjadi khalifah pemakmur dunia, dijadikanlah kita hamba yang menyembah
hanya kepadaNya. Maka kehidupan dunia bukanlah penderitaan tanpa akhir,
hal sia – sia , sekedar canda para dewa, atau sarana pemuas nafsu
belaka. Inilah jembatan menuju kampung akhirat, ladang amalan untuk
dipetik buahnya kelak.
Dakwah yuuuukk..!!!
oleh اشيف خير pada 12 September 2011 jam 11:17
Dakwah yuuuukk..!!!
Apa yang anda fikirkan ketika seseorang mengajak anda untuk berdakwah???
mungkin anda akan terfikir tentang seseorang yang berada diantara puluhan bahkan ratusan orang yang siap berbicara memaparkan panjang lebar apa itu islam, mengajarkan bagaimana ketentuan didalam islam dan mengajak agar kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.pastinya anda akan merasa "Dakwah" adalah kata-kata yang berat, dan sulit bagi anda untuk melakukannya, hanya orang-orang yang ahli ilmu, syekh, dan ustadz lah yang bisa melakukannya. jika memang seperti itu,sangat sempitlah pemikiran kita.
Dakwah bukanlah sekedar ceramah, berkhutbah atau pengajian semata.
Sabtu, 07 Mei 2011
Tulang Rusuk Tidak Pernah Tertukar
oleh MuTia MuZdalifah
Rabu, 13 April 2011
Bertaubat dari Zina Mata Mengantarnya Ke Surga
oleh Syahrul MindSet Navigator Komara pada 14 April 2011 jam 4:48
Sesungguhnya, ia tak sengaja. Waktu itu ada misi yang harus dikerjakannya. Kesalahannya –kalau boleh dibilang begitu- hanya satu; ia tidak konsentrasi. Ia menoleh ke arah lain. Mengarahkan pandangannya ke rumah di kota itu; Madinah.
Ia tengah menjalankan tugas dari Rasulullah SAW untuk suatu keperluan. Di tengah jalan, "bencana" datang menyapanya. Sewaktu melayangkan pandang ke salah satu rumah yang tidak tertutup pintunya, terlihatlah olehnya wanita yang sedang mandi. Mungkin hanya dalam hitungan detik, bukan menit.
Senin, 28 Maret 2011
Intropeksi Untuk Kehidupan Hari Esok
oleh Ayie Maza Aghisna
"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka" (Hadits).
Ia tidak akan peduli tentang hakikat hidup, siapa dirinya, dan mengabaikan perintah dan larangan Tuhannya. MENGENAL diri juga bermakna mengenal siapa sebenarnya manusia. Manusia adalah makhluk Allah SWT yang dimuliakan oleh-Nya, mempunyai kelebihan dibanding makhluk lain yaitu akal. Dengan akalnya manusia dapat memahami segala fenomena alam (ayat kauniyah), menerjemahkan dan mempraktekkan wahyu Allah SWT (ayat qauliyah), dan menciptakan kebudayaan untuk mengatasi persoalan hidup. Agar tidak berlaku sombong dan "sadar diri", salah satu cara adalah menyadari bahwa asal penciptaan kita adalah air mani.
Intropeksi Untuk Kehidupan Hari Esok
"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka" (Hadits).
Ia tidak akan peduli tentang hakikat hidup, siapa dirinya, dan mengabaikan perintah dan larangan Tuhannya. MENGENAL diri juga bermakna mengenal siapa sebenarnya manusia. Manusia adalah makhluk Allah SWT yang dimuliakan oleh-Nya, mempunyai kelebihan dibanding makhluk lain yaitu akal. Dengan akalnya manusia dapat memahami segala fenomena alam (ayat kauniyah), menerjemahkan dan mempraktekkan wahyu Allah SWT (ayat qauliyah), dan menciptakan kebudayaan untuk mengatasi persoalan hidup. Agar tidak berlaku sombong dan "sadar diri", salah satu cara adalah menyadari bahwa asal penciptaan kita adalah air mani. Dan, ketika mati tubuh manusia menyatu dengan tanah, tinggal tulang-belulang. Tubuh indah dan wajah tampan atau paras cantik berakhir sudah ketika mati. Sementara ruh kita kembali menghadap Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita, rezeki kita, amanat yang kita terima, termasuk sejauh mana implementasi perjanjian kita dengan Allah di "alam ruh" di mana kita mengakui Allah sebagai Tuhan (QS. 7:172). Maka dari itu, "Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat)" (QS. 59:18).Wallahu a'lam.Copas Bunga Rampai Jawaban sederhana atau singkat itu tentu saja membutuhkan penelaahan lebih jauh dan penggalian melalui Alquran dan Hadits, plus renungan untuk mencari kebenaran. Mengenal diri berarti mengetahui hakikat hidup dan tujuannya, termasuk mengetahui arti keberadaan kita di alam dunia ini. Orang yang "lupa diri" tentu akan mengabaikan status dan fungsinya di dunia ini. Barangkali, secara sederhana pertanyaan yang dikemukakan Al-Ghazali tadi dapat kita jawab: kita adalah manusia, makhluk dan hamba Allah SWT yang harus mengabdi pada-Nya, khalifah-Nya di muka bumi, dan pengemban amanah-Nya (QS 51:56, 98:5, 2:21, 33:72, 2:30, 27:62, 35:39); kita datang dari "alam ruh" untuk menjalani kehidupan dunia yang merupakan ajang ujian dari-Nya (QS Al-Kahfi: 7); kita akan pergi menuju "alam akhirat" yang kekal, untuk mempertanggungjawabkan segala amal yang pernah dilakukan. Yang dimaksud "mengetahui diri", kata Al-Ghazali, bukanlah mengenali bentuk luar diri kita, bukan pula tentang sekadar tahu bahwa kalau kita lapar harus makan. Pengetahuan tentang diri yang sebenarnya adalah pengetahuan tentang: siapakah Anda? Dari mana Anda datang? Ke mana Anda pergi Di manakah sebenarnya kebahagiaan dan kesedihan? Demikian menurut Al-Ghazali. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu saja menuntun kita untuk ma'rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) yang pada gilirannya mengarah pada ma'rifatullah (mengenal Allah). Jika kita sudah mengenal Allah SWT, tentunya keimanan kita pada-Nya pun akan semakin kuat. Jika sudah kuat sikap tauhid kita, insya Allah, tingkat ketakwaan pun akan meningkat, hasilnya adalah kebahagiaan dunia akhirat. Apa yang masih kurang dalam diri kita, menyangkut iman, ilmu, dan amal? Lalu apa yang akan kita lakukan untuk hari-hari ke depan? Kita bisa memulainya dengan melakukan "pengenalan diri" (ma'rifatunnafsi). Menurut Imam Al-Ghazali, pengetahuan tentang diri adalah kunci pengetahuan tentang Tuhan. Nabi SAW menyatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya sendiri, akan mengetahui Tuhannya". Oleh karena itu, introspeksi diri harus senantiasa dilakukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sementara untuk menuju alam akhirat. Di alam persinggahan inilah saatnya mengumpulkan bekal berupa amal saleh. Pergantian tahunjuga hari demi hari mengingatkan kita bahwa "jatah hidup" kita di dunia ini makin berkurang. Imam Hasan Al-Basri mengatakan, ''Wahai anak Adam, sesungguhnya Anda bagian dari hari, apabila satu hari berlalu, maka berlalu pulalah sebagian hidupmu". DALAM menjalani kehidupan di dunia ini kita bergelut dan berpacu dengan waktu. Dan bagi seorang Muslim, waktu sangat penting artinya. Bahkan dalam QS Al-'Ashr:1-3 Allah SWT bersumpah dengan waktu. Hal itu menunjukkan betapa kita harus mempergunakan waktu hidup di dunia ini untuk beriman dan beramal shaleh. Terlebih, dalam ayat tersebut dinyatakan, semua manusia akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Dalam proses introspeksi, kita bisa mengajukan pertanyaan: apakah waktu kita yang telah berlalu itu telah kita isi dengan amal ibadah? Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Rasulullah SAW menyatakan, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka". Kita harus senantiasa mawas diri, mungkin selama ini kita terbuai kehidupan dunia, waktu habis untuk mengejar kesenangan duniawi dengan mengabaikan bekal untuk kehidupan akhirat. Bersiaplah untuk menghadapi hari yang amat dahsyat. Pada hari itu segala sesuatu yang ada pada diri kalian menjadi jelas, tidak ada yang tersembunyi'.' Bagi seorang Muslim, sebenarnya setiap pergantian waktu, hari demi hari, bahkan mungkin detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, merupakan momentum untuk introspeksi menuju kualitas iman, ilmu, dan amal yang lebih baik. Kiranya, kisah di atas bisa menjadi "starting point" renungan kita pada tahun baru Masehi yang baru saja kita lalui. Kisah itu seharusnya mampu menyadarkan kita, betapa tahun berganti merupakan pertambahan usia bagi kita juga bagi dunia ini yang makin renta namun kian jelita ini. Sayangnya, banyak orang (termasuk kita?) malah merayakannya dengan bersenang-senang. Kita seakan tidak peduli bahwa dunia ini makin "renta" dan kian dekat pada "kematiannya" (kiamat). Pergantian tahun merupakan momen penting untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah), menghitung-hitung kualitas iman, ilmu, dan amal yang telah kita perbuat. Umar bin Khathab menyatakan, ''Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah amal-amal kalian sebelum ditimbang. "DUNIA makin menua, namun tetap cantik dan kian mempesona untuk dipandang dan dinikmati..." Kalimat itu, menurut sebuah riwayat, diucapkan Malaikat Jibril dalam peristiwa Isra Mi'raj. Hal itu dikemukakannya ketika menjawab pertanyaan Rasulullah SAW, setelah beliau "diganggu" oleh seorang wanita tua namun tetap menampakkan kejelitaannya. Wanita tua yang menunggang kuda dan berteriak, "Ya Muhammad... Ya Muhammad!"
KEMATIAN HATI ( Alm. KH. Rahmat Abdullah)
kiriman dari : Zulfi Zainullah Al-Aufa (Cyber Tarbiyah ( FULL ))
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya
agar dapat segera pergi.Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.
Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu.Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya
agar dapat segera pergi.Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.
Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu.Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
kisah cinta teladan 2
by : Irwiyana Yüñhä (Cyber Tarbiyah ( FULL ))
“Setelah dinikahkan,aku lalu bangkit .Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat karena gembirannya.Aku lalu bergegas pulang kerumah.Aku pikir pada siapa aku akan mencari pinjaman ? aku lalu shalat magrib. Setelah itu aku kembali kerumah. Aku nyalakan lentera .Saat itu aku puasa aku mengambil makanan untuk buka.Tak lain roti kering dan minyak zaitun .Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu.
“Siapa?’
“Said”.
Aku berpikir pada orang-orang yang bernama Said,kecuali Said bin musayyab.sebab selam a 40 tahun ia tidak pernah terlihat kecuali dua tempat yaitu dirumahnya dan di mesjid nabawi.Aku lalu keluar membuka pintu.ternyata adalah Said bin Musayyab.Aku mengira ada hal penting dan memerluan bantuan.kukatakan,
“Wahai Abu muhammad,jika kau mengrim utusan padaku tentu aku akan datang padamu”
“tidak kamu lebih berhak untuk didatangi,”jawab Imam Said apa yang kau titahkan,dan apa yang bisa aku bantu?”
“kau adalah lelaki sendiri tanpa istri .Aku telah menikahkan kamu.Aku tidak ingin kau bermalaman senderian malam ini.aku antarkan isterimu.”
Dan putri Said bin Musayyab itu ternyata berdiri dibelakang Said bin Musayyab .Said lalu memegang tangan tanganya dan mendorongnya ke pintu.Putri Said bin musayyab terlihat sangat malu.ia hanya berdiri mematung di pintu.Aku cepat-cepat menuju nampan,di mana ada roti dan minyak .Aku letakkan pada bayangan lentera agar tidak terlihat.Aku lalu naik keloteng dan mamanggil para tetangga.merekapun berdatangan.Mereka bertanya.
“Ada apa?”
“aduh bagaimana ini? Siang tadi Said bin musayyab menikahakan aku dengan putrinya,dan malam ini mendadak dia datang membawa putrinya.”
Para tetangga bertanya heran,”Said menikahkankamu?”
“Ya”
“Dia sekarang ada dirumahmu?”
Para tetangga lalu mendatangi rumahku.Hal itu diberitahukan pada ibuku.Ibuku datang dan berkata,”Aku haram melihat wajahmu jika kau sampai menyentuhnya sebelum aku dandani sampai tiga hari.”Aku lalau menenagkan diri selama tiga hari,baru aku menemuinya.Terntata dia adalah wanita paling cantik,paling hafal kitab Allah,paling tahu sunnah Rasulullah,dan paling mengerti hak-hak suami.Selama sebulan Said tidak mendatangiku dan aku tidak mendatanginya.Setelah sebulan aku mendatanginya saat itu dia ada ditengah-tengah halaqah pengajiannya.Aku ucapkan salam padanya.Dia menjawab salamku ia tidak mengajaku bicara sampai orang-orang pergi semua.
Ia bertanya,”bagaimana keadaanya?”
Aku jawab,”baik,Abu Muhammad.Dia manusia sangat di cintai teman dan di benci msuh.”
“jika kau ragu padanya kau boleh angkat tongkat.”
Aku lalu kembali keruhku dan Said memberiku bekal 20 dirham.”
Betapa besarnya rasa percaya Imam tabi’in agung itu.ia bahkan tidak bertanya secara mendetail keadaan putrinya.sebab ia sangat percaya putrinya akan baok dan aman dibawah lindungan lelaki yang bertakwa ,takut kepada Allah,tahu hak dan kedudukannya.
“Setelah dinikahkan,aku lalu bangkit .Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat karena gembirannya.Aku lalu bergegas pulang kerumah.Aku pikir pada siapa aku akan mencari pinjaman ? aku lalu shalat magrib. Setelah itu aku kembali kerumah. Aku nyalakan lentera .Saat itu aku puasa aku mengambil makanan untuk buka.Tak lain roti kering dan minyak zaitun .Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu.
“Siapa?’
“Said”.
Aku berpikir pada orang-orang yang bernama Said,kecuali Said bin musayyab.sebab selam a 40 tahun ia tidak pernah terlihat kecuali dua tempat yaitu dirumahnya dan di mesjid nabawi.Aku lalu keluar membuka pintu.ternyata adalah Said bin Musayyab.Aku mengira ada hal penting dan memerluan bantuan.kukatakan,
“Wahai Abu muhammad,jika kau mengrim utusan padaku tentu aku akan datang padamu”
“tidak kamu lebih berhak untuk didatangi,”jawab Imam Said apa yang kau titahkan,dan apa yang bisa aku bantu?”
“kau adalah lelaki sendiri tanpa istri .Aku telah menikahkan kamu.Aku tidak ingin kau bermalaman senderian malam ini.aku antarkan isterimu.”
Dan putri Said bin Musayyab itu ternyata berdiri dibelakang Said bin Musayyab .Said lalu memegang tangan tanganya dan mendorongnya ke pintu.Putri Said bin musayyab terlihat sangat malu.ia hanya berdiri mematung di pintu.Aku cepat-cepat menuju nampan,di mana ada roti dan minyak .Aku letakkan pada bayangan lentera agar tidak terlihat.Aku lalu naik keloteng dan mamanggil para tetangga.merekapun berdatangan.Mereka bertanya.
“Ada apa?”
“aduh bagaimana ini? Siang tadi Said bin musayyab menikahakan aku dengan putrinya,dan malam ini mendadak dia datang membawa putrinya.”
Para tetangga bertanya heran,”Said menikahkankamu?”
“Ya”
“Dia sekarang ada dirumahmu?”
Para tetangga lalu mendatangi rumahku.Hal itu diberitahukan pada ibuku.Ibuku datang dan berkata,”Aku haram melihat wajahmu jika kau sampai menyentuhnya sebelum aku dandani sampai tiga hari.”Aku lalau menenagkan diri selama tiga hari,baru aku menemuinya.Terntata dia adalah wanita paling cantik,paling hafal kitab Allah,paling tahu sunnah Rasulullah,dan paling mengerti hak-hak suami.Selama sebulan Said tidak mendatangiku dan aku tidak mendatanginya.Setelah sebulan aku mendatanginya saat itu dia ada ditengah-tengah halaqah pengajiannya.Aku ucapkan salam padanya.Dia menjawab salamku ia tidak mengajaku bicara sampai orang-orang pergi semua.
Ia bertanya,”bagaimana keadaanya?”
Aku jawab,”baik,Abu Muhammad.Dia manusia sangat di cintai teman dan di benci msuh.”
“jika kau ragu padanya kau boleh angkat tongkat.”
Aku lalu kembali keruhku dan Said memberiku bekal 20 dirham.”
Betapa besarnya rasa percaya Imam tabi’in agung itu.ia bahkan tidak bertanya secara mendetail keadaan putrinya.sebab ia sangat percaya putrinya akan baok dan aman dibawah lindungan lelaki yang bertakwa ,takut kepada Allah,tahu hak dan kedudukannya.
Kisah cinta teladan 1
by : Irwiyana Yüñhä ( Cyber Tarbiyah ( FULL ) )
Para Ulama Salaf memahami standar kufu dalam menikahkan putri mereka adalah agama. Mereka tidak melihat harta dalam menikahkan putra-putrinnya tapi melihat kualitas iman,taqwa dan akhlak.Tak heran jika mereka lebih memilh yang miskin namun baik agamannya dari pada yang kaya namun kurang agamanya.
Kisah Said bin Musayyab dalam menikahkan putrinya adalah kisah keteladanan yang sangat indah penuh hikmah . Beliau memilki seorang anak putri yang sangat terkenal kecantikan , kecerdasan dan kesalehannya. Kabar itu sampai ketelinga Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putra mahkotanya yaitu Walid bin Abdul Malik di Damaskus.Khalifah datang ketempat Said bin Musayyab untuk meminang putrinya itu, untuk putra mahkotanya. Namun tampa keraguan sedikitpun Said menolak pinangan itu,meskipun ia harus menghadapi resiko yang tidak ringan.Karena menolak pinagan Khalifah ia sampai dicambuk sebanyak seratus kali.
Tak lama setelah kejadian itu,ia kembali mengajar di masjid nabawi.ia adalah seorang ulama dan maha guru yang sangat perhatian dan menyayangi murid-muridnya,ia selalu menayakan keadaan mereka, dan jika ada yang berhalangan hadir ia selalu menayakan,kenapa.Suatu kali ada seorang muridnya bernama Abdullahbin Abi Wada’ah tidak menghadiri pengajian. Ketika ditanyakan pada murid yang lainya,tidak ada yang tahu sebabnya. Beberapa hari berikutnya, Abdullah bin Abi Wada’ah hadir,Imam Said bin Musayyab langsung bertanya,
“Abdullah,kenapa kemarin tidak datang ?”
“Maaf Imam , kemarin istri saya meninggal dunia dan saya tidak sempat minta izin dan memberitahukan kabar ini pada Imam.”
“ Apakah kau sudah menikah lagi?’
“Semoga Allah merahmati Imam,siapakah yang sudi menikahkan putrinya denganku.Aku ini miskin tidak memiliki apa-apa kecuali hanya dua atau tiga dirham saja?”
“Akulah yang akan menikahkan kamu.”
“Banarkah?”
“ya,benar.Aku akan menikahkan kamu dengan putriku,jika kau mau.”
Dan jadilah saat itu juga Imam Said bin Musayyab menikahkan putrinya yang terkenal cantiknya itu dengan Abdullah bin Wada’ah,salah seorang muridnya yang miskin,dengan mahar hanya dua dirham.
Begitulah imam Said bin Musayyab lebih memilih laki-laki yang miskin namun ia tahu persis ketakwaan dan kedalaman ilmu agamanya. Ia tidak memilih putra raja yang kaya dan memilki kedudukan yang tinggi.ia sangat percaya bahwa putrinya akan selamat didunia dan diakhirat jika berda dalam bimbingan suami yang bertakwa. Betapa hati Imam Said takkaa menikahkan putrinya itu dapat dilihat dari cerita Abdullah bin Abi Wada’ah,
Para Ulama Salaf memahami standar kufu dalam menikahkan putri mereka adalah agama. Mereka tidak melihat harta dalam menikahkan putra-putrinnya tapi melihat kualitas iman,taqwa dan akhlak.Tak heran jika mereka lebih memilh yang miskin namun baik agamannya dari pada yang kaya namun kurang agamanya.
Kisah Said bin Musayyab dalam menikahkan putrinya adalah kisah keteladanan yang sangat indah penuh hikmah . Beliau memilki seorang anak putri yang sangat terkenal kecantikan , kecerdasan dan kesalehannya. Kabar itu sampai ketelinga Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putra mahkotanya yaitu Walid bin Abdul Malik di Damaskus.Khalifah datang ketempat Said bin Musayyab untuk meminang putrinya itu, untuk putra mahkotanya. Namun tampa keraguan sedikitpun Said menolak pinangan itu,meskipun ia harus menghadapi resiko yang tidak ringan.Karena menolak pinagan Khalifah ia sampai dicambuk sebanyak seratus kali.
Tak lama setelah kejadian itu,ia kembali mengajar di masjid nabawi.ia adalah seorang ulama dan maha guru yang sangat perhatian dan menyayangi murid-muridnya,ia selalu menayakan keadaan mereka, dan jika ada yang berhalangan hadir ia selalu menayakan,kenapa.Suatu kali ada seorang muridnya bernama Abdullahbin Abi Wada’ah tidak menghadiri pengajian. Ketika ditanyakan pada murid yang lainya,tidak ada yang tahu sebabnya. Beberapa hari berikutnya, Abdullah bin Abi Wada’ah hadir,Imam Said bin Musayyab langsung bertanya,
“Abdullah,kenapa kemarin tidak datang ?”
“Maaf Imam , kemarin istri saya meninggal dunia dan saya tidak sempat minta izin dan memberitahukan kabar ini pada Imam.”
“ Apakah kau sudah menikah lagi?’
“Semoga Allah merahmati Imam,siapakah yang sudi menikahkan putrinya denganku.Aku ini miskin tidak memiliki apa-apa kecuali hanya dua atau tiga dirham saja?”
“Akulah yang akan menikahkan kamu.”
“Banarkah?”
“ya,benar.Aku akan menikahkan kamu dengan putriku,jika kau mau.”
Dan jadilah saat itu juga Imam Said bin Musayyab menikahkan putrinya yang terkenal cantiknya itu dengan Abdullah bin Wada’ah,salah seorang muridnya yang miskin,dengan mahar hanya dua dirham.
Begitulah imam Said bin Musayyab lebih memilih laki-laki yang miskin namun ia tahu persis ketakwaan dan kedalaman ilmu agamanya. Ia tidak memilih putra raja yang kaya dan memilki kedudukan yang tinggi.ia sangat percaya bahwa putrinya akan selamat didunia dan diakhirat jika berda dalam bimbingan suami yang bertakwa. Betapa hati Imam Said takkaa menikahkan putrinya itu dapat dilihat dari cerita Abdullah bin Abi Wada’ah,
yakinlah, takkan sia-sia
Jadikanlah harapan orang lain
sebagai perintah bagi Anda.
Jika Anda bekerja keras dalam kejujuran
untuk memenuhi harapan orang lain,
...yang bahkan belum disampaikannya kepada Anda,
Anda akan mendapatkan bahkan yang
tidak Anda harapkan.
Maka janganlah hitung-hitungan dan malas.
Lakukanlah kebaikan walau belum jelas bayarannya,
dan bersegeralah walau belum tentu cepat sampai.
Mario Teguh
sebagai perintah bagi Anda.
Jika Anda bekerja keras dalam kejujuran
untuk memenuhi harapan orang lain,
...yang bahkan belum disampaikannya kepada Anda,
Anda akan mendapatkan bahkan yang
tidak Anda harapkan.
Maka janganlah hitung-hitungan dan malas.
Lakukanlah kebaikan walau belum jelas bayarannya,
dan bersegeralah walau belum tentu cepat sampai.
Mario Teguh
Minggu, 27 Maret 2011
Jadikan Hidup Lebih Bermakna
by : Alie Moesthafa Tanjuang ( Zone_JPRMI )
Kenapa ibadah terasa berat?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk makan dan minum, mengapa kita melakukan dengan senang hati?
Ketika Allah memerintahkan untuk menikah, mengapa kita bersegera menyambutnya?
Ketika Allah memerintahkan untuk mencari harta dunia, mengapa kita kerjakan dengan semangat ?
Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kebutuhan.
Ketika Allah memerintahkan kita untuk shalat, mengapa kita menunda-nunda?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk puasa, mengapa enggan rasanya?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk membayar zakat, hati terasa berat?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk berjihad, mengapa kita merasa malas?
Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kewajiban
Mengapa kita membeda-bedakan, bukankah sama-sama perintah Allah? Atau karena kita hanya menuruti hawa nafsu kita?
"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." QS.Al Jatsiyah:18
"Apakah engkau tidak perhatikan orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Apakah engkau akan dapat menjadi pelindungnya. Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memehami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi." Qs. Al Furqan: 43-44)
Andai kita bisa menjadikan ibadah menjadi suatu kebutuhan tentu semua akan terasa ringan. Akan hadir kerinduan untuk selalu melakukan kebaikan. Rindu untuk mengerjakannya shalat, puasa, zakat, dakwah, jihad dan yang lainnya dengan sepenuh cinta.
Sudahkan kita menjadikan ibadah menjadi kebutuhan, bukan hanya kewajiban?
Kenapa ibadah terasa berat?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk makan dan minum, mengapa kita melakukan dengan senang hati?
Ketika Allah memerintahkan untuk menikah, mengapa kita bersegera menyambutnya?
Ketika Allah memerintahkan untuk mencari harta dunia, mengapa kita kerjakan dengan semangat ?
Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kebutuhan.
Ketika Allah memerintahkan kita untuk shalat, mengapa kita menunda-nunda?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk puasa, mengapa enggan rasanya?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk membayar zakat, hati terasa berat?
Ketika Allah memerintahkan kita untuk berjihad, mengapa kita merasa malas?
Karena kita menganggap bahwa itu adalah suatu kewajiban
Mengapa kita membeda-bedakan, bukankah sama-sama perintah Allah? Atau karena kita hanya menuruti hawa nafsu kita?
"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." QS.Al Jatsiyah:18
"Apakah engkau tidak perhatikan orang yang telah menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Apakah engkau akan dapat menjadi pelindungnya. Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memehami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi." Qs. Al Furqan: 43-44)
Andai kita bisa menjadikan ibadah menjadi suatu kebutuhan tentu semua akan terasa ringan. Akan hadir kerinduan untuk selalu melakukan kebaikan. Rindu untuk mengerjakannya shalat, puasa, zakat, dakwah, jihad dan yang lainnya dengan sepenuh cinta.
Sudahkan kita menjadikan ibadah menjadi kebutuhan, bukan hanya kewajiban?
Jumat, 21 Januari 2011
Sayangi Mereka, Mereka Saudara Kita
November 24, 2010 · Filed Under Artikel Motivasi, Sosok Motivasi, Suara Hati by Motivator Motivasi
Read more: http://www.resensi.net/sayangi-mereka-mereka-saudara-kita/2010/11/#ixzz1BjFw4r1r
Read more: http://www.resensi.net/sayangi-mereka-mereka-saudara-kita/2010/11/#ixzz1BjFw4r1r
HANYA KALIMAT YANG TERSUSUN DARI KATA DAN KATA YANG TERLAHIR LEWAT RASA
Mereka jarang tersenyum bukan karena mereka enggan untuk tersenyum. Tapi hidup dan waktu seolah menuntut mereka untuk menghabiskan sebagian besar kehidupan untuk bekerja keras sehingga terkadang mereka lupa bahwa ada waktu untuk tersenyum. Seolah dunia begitu keras menuntut mereka hingga mereka lupa untuk tertawa. Lihatlah teman….bahkan mereka tidak punya waktu untuk tersenyum. Apa mereka lupa cara tersenyum? Atau karena mereka tak pernah menerima senyuman, makanya mereka tak tahu lagi bagaimana caranya tersenyum?Terkadang aku melihat dunia memang terlalu keras pada mereka.
Dirimu Memang Tangguh
Kesulitan itu aksesoris hidup,
dia kadang mengepung,
menjelma bagai elang,
menyeringai garang,
mencengkram tajam menghujam.
Dan engkau,
engkau bagai pipit kecil
dikepung raksasa-raksasa lapar.
Pucat pasi.
Ingin berlari.
Sembunyi.
dia kadang mengepung,
menjelma bagai elang,
menyeringai garang,
mencengkram tajam menghujam.
Dan engkau,
engkau bagai pipit kecil
dikepung raksasa-raksasa lapar.
Pucat pasi.
Ingin berlari.
Sembunyi.
Dulu Engkau Tangguh
Kenapa sekarang luluh?
Sudahlah, jangan mengaduh,
Hidup memang lumrah begitu.
Sayapmu mungkin kecil
Paruhmu mungil
Cakarmu kerdil
Dan
Nyalimu menggigil!
Tapi,
Ketahuilah!
Kekuatan itu bukan pada realitas fisikmu,
bukan pula di aksesoris tubuhmu.
Melainkan pada motivasi di dadamu,
yang lahir dari keberserahan pada Allah-mu
Berserahmu itulah sahabat,
yang akan menjelma kekuatan,
yang membuat Daud kecil menyungkurkan Jalut,
yang membantu Musa menenggelamkan Fir’aun,
yang menegarkan Hajar di tandus Makkah,
yang meneguhkan Bilal di himpitan batu Umayyah
Kekuatan yang akan membuat ke-pipit-anmu menjelma rajawali.
Tangguh, teguh, kukuh, tak kenal aduh!
Berserahlah sahabat….
Pada Kekuatan yang menjagamu
Bukan menyerah
Pada kesulitan yang mengepungmu.
Tegakkan!
Kepalkan!
Hancurkan!
Sampai rintangan itu terjungkal di hadapanmu!
Karena kutahu: Dirimu memang tangguh!
Kuala Lumpur, 17 Desember 2010
Dikirim oleh sahabat If Taufik <iftaufik@yahoo.com>
Menciptakan Pola Pikir
Ketika teman saya sedang melewati gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung dengan makhluk-makhluk besar yang diikat oleh tali kecil pada kaki depan mereka. Gajah tidak dirantai, juga tidak dikandang. Sudah jelas gajah bisa melepaskan diri kapan saja dari tali yang mengikat gajah tersebut. Teman saya bertanya ke pelatih yang ada didekatnya, kenapa hewan-hewan besar (gajah) itu tidak berusaha melarikan diri, padahal itu adalah sangat mudah untuk gajahlakukan.
“Yah,” kata pelatih gajah, “ketika gajah-gajah itu masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami mengikat gajah tersebut menggunakan tali ukuran kecil yang pada usia saat itu cukup untuk menahan gajah tersebut. Ketika gajah-gajah itu tumbuh, gajah-gajah itu dikondisikan untuk percaya bahwa gajahtersebut tidak dapat melepaskan diri dari ikatan itu. Gajah itu percaya bahwa tali yang kecil itu masih bisa menahan mereka, sehingga gajah-gajah tersebut tidak pernah mencoba membebaskan diri.
Teman saya kagum. Gajah ini bisa setiap saat melepaskan diri dari ikatan mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka berdiam diri. Gajahtersebut terjebak dengan apa yang mereka percayai.
Sahabat seperti gajah, berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya? Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Jadi mari kita coba ulangi apa yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup ketakutan dengan keberhasilan.
Gagal meyakinkan diri untuk mencoba lagi, adalah kegagalan yang sesungguhnya
Anda mungkin pernah gagal dalam berjuang, tetapi tidak ada kata gagal dalam perjuangan. Cobalah sahabat..
Read more: http://www.resensi.net/menciptakan-pola-pikir/2010/12/#ixzz1BgCfJRyW
“Yah,” kata pelatih gajah, “ketika gajah-gajah itu masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami mengikat gajah tersebut menggunakan tali ukuran kecil yang pada usia saat itu cukup untuk menahan gajah tersebut. Ketika gajah-gajah itu tumbuh, gajah-gajah itu dikondisikan untuk percaya bahwa gajahtersebut tidak dapat melepaskan diri dari ikatan itu. Gajah itu percaya bahwa tali yang kecil itu masih bisa menahan mereka, sehingga gajah-gajah tersebut tidak pernah mencoba membebaskan diri.
Teman saya kagum. Gajah ini bisa setiap saat melepaskan diri dari ikatan mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka berdiam diri. Gajahtersebut terjebak dengan apa yang mereka percayai.
Sahabat seperti gajah, berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya? Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Jadi mari kita coba ulangi apa yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup ketakutan dengan keberhasilan.
Gagal meyakinkan diri untuk mencoba lagi, adalah kegagalan yang sesungguhnya
Anda mungkin pernah gagal dalam berjuang, tetapi tidak ada kata gagal dalam perjuangan. Cobalah sahabat..
Read more: http://www.resensi.net/menciptakan-pola-pikir/2010/12/#ixzz1BgCfJRyW
Selasa, 11 Januari 2011
Pergaulan dimulai dari 3 A
oleh Jacka Prasetya pada 12 Januari 2011 jam 9:01
Bismillahirohmanirohim..
Adapun pergaulan dimulai dari 3A, yakni:
1. Aku aman bagimu
Untukmenciptakan suasana yang aman,seseorang harus dapat memonitor semua anggota badanya dan jangan sampai melukai hati orang lain
Praktekkan 5 S (senyum,salam,sapa,sopan dan santun)
Dianjurkan untuk menghindari hal-hal sebagai berikut:
1.penghinaan
2.Ikutcampur urusan orang lain
3.memotong pembicaraan
4.membanding-bandingkan
5.mengungkit masa lalu
6.merusak kebahagian orang
7.jangan mengambil hak orang
8.jangan marah
9.jangan mentertawakan
10.hati2 dalam penampilan
11.bau badan dan bau mulut
2) Aku menyenangkan bagimu
menyenangkan orang lain itu ibadah
Diharapkn mengendalikan hal2 berikut:
1.saat kita menyuruh
2.saat mempersilakan
3.saat melarang
4.saat meminta sesuatu
5.saat menolak apapun
Laksanakanlah hal-hal berikut:
1.wajah ceria
2.senyum tulus
3.kata-kata yang lembut
4.selalu menyapa
5.gemar mengucapkan salam
6.bersikap sopan
7.menyenangkan orang lain
8.penampilan yang menyenangkan
9.mampu memaafkan orang lain
3) Aku bermanfaat bagimu
Lakukanlah hal-hal berikut:
1.rajin silahturahmi<
2.saling berkirim hadiah
3.gemar menyumbang ilmu
Adapun pergaulan dimulai dari 3A, yakni:
1. Aku aman bagimu
Untukmenciptakan suasana yang aman,seseorang harus dapat memonitor semua anggota badanya dan jangan sampai melukai hati orang lain
Praktekkan 5 S (senyum,salam,sapa,sopan dan santun)
Dianjurkan untuk menghindari hal-hal sebagai berikut:
1.penghinaan
2.Ikutcampur urusan orang lain
3.memotong pembicaraan
4.membanding-bandingkan
5.mengungkit masa lalu
6.merusak kebahagian orang
7.jangan mengambil hak orang
8.jangan marah
9.jangan mentertawakan
10.hati2 dalam penampilan
11.bau badan dan bau mulut
2) Aku menyenangkan bagimu
menyenangkan orang lain itu ibadah
Diharapkn mengendalikan hal2 berikut:
1.saat kita menyuruh
2.saat mempersilakan
3.saat melarang
4.saat meminta sesuatu
5.saat menolak apapun
Laksanakanlah hal-hal berikut:
1.wajah ceria
2.senyum tulus
3.kata-kata yang lembut
4.selalu menyapa
5.gemar mengucapkan salam
6.bersikap sopan
7.menyenangkan orang lain
8.penampilan yang menyenangkan
9.mampu memaafkan orang lain
3) Aku bermanfaat bagimu
Lakukanlah hal-hal berikut:
1.rajin silahturahmi<
2.saling berkirim hadiah
3.gemar menyumbang ilmu
Kamis, 06 Januari 2011
Mari Kita Hadapi Setiap Masalah Yang Datang.
oleh Bambang Pradoto pada 06 Januari 2011 jam 17:15
Para Sahabat Semuanya, dalam mengarungi kehidupan ini, adakalanya kita dihadapkan pada badai kehidupan. Ada hal yang dapat kita ambil pelajaran dari seekor elang.
Elang mampu terbang tinggi dengan melewati angin yang kencang dan badai menerpanya. Apakah sahabat tau apa yang dilakukan elang saat badai menghampirinya? Ada hal yang menarik disini yang dapat kita pelajari.
Elang akan terbang ke tempat yang tinggi dan menunggu angin dan badai sambil membuka lebar-lebar sayapnya. Ketika badai datang, maka angin akan mengambil dan mengangkat tubuh elang ke atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah, elang ini melonjak di atasnya.
Elang tidak luput badai. Ini adalah cara sederhana untuk memanfaatkan badai untuk mengangkat tubuhnya lebih tinggi. Elang terbang tinggi bersama angin yang membawa badai.
Ketika badai kehidupan datang kepada kita – dan kita semua akan mengalami
seperti yang elang alami – kita dapat naik di masalah dengan menetapkan pikiran kita dan keyakinan kita bahwa kita akan melewati masalah itu. Badai tidak harus kita atasi. Tapi kita punya pilihan untuk memanfaatkan masalah untuk meningkatkan kualitas kita.
Masalah bukanlah beban yang memberatkan kehidupan kita, namun ini adalah pelajaran dan pendidikan dari Allah, ini adalah cara untuk menaikkan kualitas kita. dan pelajaran bagaimana menangani masalah dengan berbekal keyakinan dan kemantapan hati. Bukan dengan keputusasaan dan ketakutan. Tidaklah masalah menimpa suatu kaum, melebihi kemampuan kaum itu.
Saat masalah itu datang, lebarkan hati dan katakan, Selamat Datang Masalah.
Elang mampu terbang tinggi dengan melewati angin yang kencang dan badai menerpanya. Apakah sahabat tau apa yang dilakukan elang saat badai menghampirinya? Ada hal yang menarik disini yang dapat kita pelajari.
Elang akan terbang ke tempat yang tinggi dan menunggu angin dan badai sambil membuka lebar-lebar sayapnya. Ketika badai datang, maka angin akan mengambil dan mengangkat tubuh elang ke atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah, elang ini melonjak di atasnya.
Elang tidak luput badai. Ini adalah cara sederhana untuk memanfaatkan badai untuk mengangkat tubuhnya lebih tinggi. Elang terbang tinggi bersama angin yang membawa badai.
Ketika badai kehidupan datang kepada kita – dan kita semua akan mengalami
seperti yang elang alami – kita dapat naik di masalah dengan menetapkan pikiran kita dan keyakinan kita bahwa kita akan melewati masalah itu. Badai tidak harus kita atasi. Tapi kita punya pilihan untuk memanfaatkan masalah untuk meningkatkan kualitas kita.
Masalah bukanlah beban yang memberatkan kehidupan kita, namun ini adalah pelajaran dan pendidikan dari Allah, ini adalah cara untuk menaikkan kualitas kita. dan pelajaran bagaimana menangani masalah dengan berbekal keyakinan dan kemantapan hati. Bukan dengan keputusasaan dan ketakutan. Tidaklah masalah menimpa suatu kaum, melebihi kemampuan kaum itu.
Saat masalah itu datang, lebarkan hati dan katakan, Selamat Datang Masalah.
Selasa, 04 Januari 2011
Senin, 03 Januari 2011
IBU
Ibu…
dikedinginan malam sunyi
terkenang aku akan pemergian mu
dibuai sejuta kenangan manis disiram segar
subur kasih penuh rindu mengiringi pemergianmu
ibu..
Sejuta keampunan kupinta darimu
buat penghapus dosa insan kerdil ini
buat menebus kekurangan melayani hayatmu
buat melunas hutang jiwa
seorang anak terhadap ibu
oh ibu..
Ku tinggalkan jasadmu dikuburan ini
namun izinkan aku
bawa pulang kasih sayangmu
izinkanku bawa bersama semangat dan doamu
izinkan aku pulang
berbekal keampunan dan redhamu ibu..
Doakanlah aku ibu
agar bersemangat menyambung amal ibadahmu
berbekal akal,ilmu dan iman
yang engkau ajarkan dulu
ya tuhan…
ku titipkan jasad ibu untuk dikau rahmati
ku pinjam jiwa kental dan kasih sayang ibu
buat bekal hidup yang berbaki
ku rayu keampunanmu
segala dosanya ya robbi..
Hidayahkan aku apa saja
demi menebus dosa ibunda
biar nyawa,harta dan jiwa ini
menjadi galang gantinya..
Jangan kau siksa dia wahai tuhan
aku pohon,aku rayu kepadamu setulus jiwa
rahmatilah,kasihanilah dia
seperti dia mengasihiku sejak kecil
ya allah ya tuhan ku…
aku berpegang pada janjimu..
Janji rasulmu
izinkan aku menyambung amal ibu
izinkan aku memenuhi tawaran janjimu
demi ibuku…
demi ibuku…
demi ibuku…
al-fatihah untukmu ibu..
Al-fatihah!!!
Mumpung masih ada kesempatan, mari berbakti pada orang tua kita.
dikedinginan malam sunyi
terkenang aku akan pemergian mu
dibuai sejuta kenangan manis disiram segar
subur kasih penuh rindu mengiringi pemergianmu
ibu..
Sejuta keampunan kupinta darimu
buat penghapus dosa insan kerdil ini
buat menebus kekurangan melayani hayatmu
buat melunas hutang jiwa
seorang anak terhadap ibu
oh ibu..
Ku tinggalkan jasadmu dikuburan ini
namun izinkan aku
bawa pulang kasih sayangmu
izinkanku bawa bersama semangat dan doamu
izinkan aku pulang
berbekal keampunan dan redhamu ibu..
Doakanlah aku ibu
agar bersemangat menyambung amal ibadahmu
berbekal akal,ilmu dan iman
yang engkau ajarkan dulu
ya tuhan…
ku titipkan jasad ibu untuk dikau rahmati
ku pinjam jiwa kental dan kasih sayang ibu
buat bekal hidup yang berbaki
ku rayu keampunanmu
segala dosanya ya robbi..
Hidayahkan aku apa saja
demi menebus dosa ibunda
biar nyawa,harta dan jiwa ini
menjadi galang gantinya..
Jangan kau siksa dia wahai tuhan
aku pohon,aku rayu kepadamu setulus jiwa
rahmatilah,kasihanilah dia
seperti dia mengasihiku sejak kecil
ya allah ya tuhan ku…
aku berpegang pada janjimu..
Janji rasulmu
izinkan aku menyambung amal ibu
izinkan aku memenuhi tawaran janjimu
demi ibuku…
demi ibuku…
demi ibuku…
al-fatihah untukmu ibu..
Al-fatihah!!!
Mumpung masih ada kesempatan, mari berbakti pada orang tua kita.
Ku Balut Cinta Mu Bersama Dengannya
oleh Nikaca Yang Berdebu Dua pada 04 Januari 2011 jam 11:02
Oleh: Siti Hasanah
Jika kubertanya pada-MU
Siapa dia yang akan menemaniku di jalan-MU
Menyusuri kehidupan yang fana
Dalam timbunan dosa dan pahala
Menekan segala kemauan yang kadang tak terarah
Siapa dia yang kelak kupanggil kekasih
Yang menentramkan hati dalam qasidah cinta
Melambungkan hasrat dalam bingkai malam yang pekat
Dan ditemani selimut kerinduan yang menggenapi jiwa
Siapa dia yg kelakkan di panggil ayah
Ketika bayi2 mungil terlahir di antara tangis dan tawa
Diantara senyum kebahagiaan yang memancar
Dari hati dan jiwa yang penuh cinta
Bilakah ia datang membawa seberkah harapan
Tentang ENGKAU yg akan selalu ada di kehidupannya
Tentang cinta ENGKAU yg tak pernah tergantikan
Tentang Kasih Sayang ENGKAU yg tak pernah hilang
Tentang Kemurahan ENGKAU yang tak ada batas-NYA
Ya ILAHI
JIka dia telah datang padaku
Jika ia yg KAU takdirkan untukku
Maka tak akan kuperkarakan lagi keberadaannya
Takkan kuhitung lagi kepunyaannya
Karena ENGKAU telah mencukupkannya
Ya Rahman Ya Rahim
Ijinkan aku bersamanya dalam takdirMU
Biarkan ia menuntunku untuk selalu di jalan-MU
Jangan biarkan cintaku menyengsarakan dia hingga menjauh padaMU
Jangan biarkan tanganku menghalangiNYA untuk datang kepadaMU
Jangan biarkan keinginanku merusak taat dia padaMU
Jangan biarkan langkahku menghentikan langkahnya untuk slalu bertemu denganMU
Jangan YA Robb,
Jangan biarkan cintaku menghancurkan cintanya kepada cintaMu..
Kekasihku.....
Aku adalah milikmu setelah kau nyatakan ijab kabulmu
Dimana Allah yg telah menjadi saksimu
Dimana kuletakkan surga dan neraka di atas bahumu
Dimana kuletakkan hati dan jiwaku di kehidupanmu
Agar engkau bisa menjagaku dari keburukan nafsu dunia
Kekasihku....
Jadikan aku seperti apa yang tertulis dalam FirmanNYA
Jadikan aku istri sholeha bagimu
Jadikan Aku ibu yang benar bagi anak2 kita
Agar kelak kau tak akan terganjal dengan urusan-NYA
Jadikan aku bidadari di hatimu yg indah
Jadikan aku sejarah hidupmu yang penuh dengan cinta
CInta yang kau berikan Atas nama cintaNYA
Agar aku tau betapa besar cinta yg Alloh berikan kepadaku
Karena dia telah takdirkan dirimu untukku.
Jika kubertanya pada-MU
Siapa dia yang akan menemaniku di jalan-MU
Menyusuri kehidupan yang fana
Dalam timbunan dosa dan pahala
Menekan segala kemauan yang kadang tak terarah
Siapa dia yang kelak kupanggil kekasih
Yang menentramkan hati dalam qasidah cinta
Melambungkan hasrat dalam bingkai malam yang pekat
Dan ditemani selimut kerinduan yang menggenapi jiwa
Siapa dia yg kelakkan di panggil ayah
Ketika bayi2 mungil terlahir di antara tangis dan tawa
Diantara senyum kebahagiaan yang memancar
Dari hati dan jiwa yang penuh cinta
Bilakah ia datang membawa seberkah harapan
Tentang ENGKAU yg akan selalu ada di kehidupannya
Tentang cinta ENGKAU yg tak pernah tergantikan
Tentang Kasih Sayang ENGKAU yg tak pernah hilang
Tentang Kemurahan ENGKAU yang tak ada batas-NYA
Ya ILAHI
JIka dia telah datang padaku
Jika ia yg KAU takdirkan untukku
Maka tak akan kuperkarakan lagi keberadaannya
Takkan kuhitung lagi kepunyaannya
Karena ENGKAU telah mencukupkannya
Ya Rahman Ya Rahim
Ijinkan aku bersamanya dalam takdirMU
Biarkan ia menuntunku untuk selalu di jalan-MU
Jangan biarkan cintaku menyengsarakan dia hingga menjauh padaMU
Jangan biarkan tanganku menghalangiNYA untuk datang kepadaMU
Jangan biarkan keinginanku merusak taat dia padaMU
Jangan biarkan langkahku menghentikan langkahnya untuk slalu bertemu denganMU
Jangan YA Robb,
Jangan biarkan cintaku menghancurkan cintanya kepada cintaMu..
Kekasihku.....
Aku adalah milikmu setelah kau nyatakan ijab kabulmu
Dimana Allah yg telah menjadi saksimu
Dimana kuletakkan surga dan neraka di atas bahumu
Dimana kuletakkan hati dan jiwaku di kehidupanmu
Agar engkau bisa menjagaku dari keburukan nafsu dunia
Kekasihku....
Jadikan aku seperti apa yang tertulis dalam FirmanNYA
Jadikan aku istri sholeha bagimu
Jadikan Aku ibu yang benar bagi anak2 kita
Agar kelak kau tak akan terganjal dengan urusan-NYA
Jadikan aku bidadari di hatimu yg indah
Jadikan aku sejarah hidupmu yang penuh dengan cinta
CInta yang kau berikan Atas nama cintaNYA
Agar aku tau betapa besar cinta yg Alloh berikan kepadaku
Karena dia telah takdirkan dirimu untukku.
kisah seorang ibu melahirkan anaknya sampai merawat anaknya
Add caption |
Pagi itu matahari telah beranjak tinggi dari peraduannya, dan Ibu yang begitu anggun menjumpai aku di depan pintu. bergegas aku rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rinduku pada beliau tidak bertepuk sebelah tangan, Ibu juga mendaratkan kecupan hangat di ubun-ubun ini, terasa hangat mengalir di lubuk hati. “Alhamdulillah, kamu sudah pulang nak” itu ucapan pertama beliau. Begitu masuk ke dalam rumah, aku mendapati ruangan yang sungguh bersih. Tenang hati ini, sudah sangat lama aku meninggalkan tempat ini.
Menjelang sore
“Nak tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih” bergegas saya melaksanakan permintaan ibu untuk pancinya. Tidak lama kemudian,
“Eh, tolongin Ibu bawa ember ini ke teras, Ibu mau menyiram bunga”. Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Segera saja aku bisa memindahkannya kehalaman depan dengan mudahnya. Kupandangi bunga-bunga yang tumbuh disitu, Subur dan terawat. Sedari dulu Ibu suka sekali menanam bunga. Kembali ibu memintaku melakukan sesuatu “Nak, Ibu baru saja mencuci, peras dulu, abis itu jemur yah” pinta Ibu.
“Eh, tolongin Ibu bawa ember ini ke teras, Ibu mau menyiram bunga”. Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Segera saja aku bisa memindahkannya kehalaman depan dengan mudahnya. Kupandangi bunga-bunga yang tumbuh disitu, Subur dan terawat. Sedari dulu Ibu suka sekali menanam bunga. Kembali ibu memintaku melakukan sesuatu “Nak, Ibu baru saja mencuci, peras dulu, abis itu jemur yah” pinta Ibu.
“Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam” sekilas aku memandang wajah beliau yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.
Sore harinya ketika sedang menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk menelusuri tiap huruf al-qur’an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Tangan itu terus bergetar. Aku berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata ini. kesedihan itu muncul seketika entahlah, tiba-tiba aku merasa sangat rindu pada ibu.
“Dingin bu..” bisikku manja sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuan beliau. Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai hangat kepalaku. Aku memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.
Adzan isya berkumandang memecah keheningan, Ibu berdiri di sampingku, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Usai shalat, Aku menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi kupandangi lagi tangannya yang terus bergetar. “Duh Allah, Sayangi Ibuku” spontan aku terenyuh memohon kepada Alloh. “Nak..” Panggil ibu lembut membuyarkan lamunan, kini tangan kanan beliau terjulur di hadapanku. Kebiasaan saat selesai shalat, kurengkuh tangan berkah itu dan menciumnya berkali. tiba-tiba aku merasakan ada yang salah dengan tangan ibu “Tangan ibu kenapa?” tanyaku pelan. Ibu hanya tersenyum hangat.
Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Sejenak kupandangi langit dari teras depan rumah. Oh bulan yang merekah merah, menambah kerinduanku pada Ibu dan rumah ini, terasa syahdu malam itu.
Malam perlahan beranjak menjauh. Dalam hening itu, kubayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan mengapakah, aku seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangan suci beliau untukku. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalanku saat kecil hingga beranjak dewasa. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan rambut ketika aku tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika aku mencari kekuatan dipangkuan beliau ketika hati ini bergemuruh gundah gulana. Tangan yang selalu menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang aku jalani. Tangan yang sama yang selalu membuatkan pernak-pernik bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajarku ketika aku masih kecil, kata ibu waktu itu biar aku lebih semangat belajar. Dan ketika aku beranjak pergi untuk menuntut ilmu dan harus tinggal jauh darinya, pesannya selalu saja datang padaku. Dalam pesannya, Ibu selalu menyisipkan puisi. Ada sebuah puisinya yang sangat aku sukai. Ibu memang suka menyanjung :
Kau adalah gemerlap bintang di langit malam, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana, Bukan!, kau lebih dari itu,
kau adalah benderang matahari di tiap waktu, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta, Itu saja.
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana, Bukan!, kau lebih dari itu,
kau adalah benderang matahari di tiap waktu, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta, Itu saja.
Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Alloh. Itu yang aku baca dari sebuah buku. Jika aku renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibu adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, dan ketulusan..
Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan?
Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Alloh banyak kemudahan dalam menapaki hidup?
Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita?
Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya?..
Pernahkah. .?
Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, Aku masih merajuknya “Bu, kembalilah ke rumah,”. “Ah, Ada ayah disini. Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, Ibu akan lebih senang” Jawabannya ringan. Tak ada air mata seperti dulu saat aku melepasnya pergi. Ibu tampak lebih pasrah, menyerahkan semua kepada kehendak Alloh.
Sebelum pergi, kurengkuh kembali punggung tangan beliau selagi sempat, kureguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untukku. Selagi sisa waktu yang kumiliki masih terhampar, kuciumi tangganya penuh takzim. Aku takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangan beliau, meletakannya dikeningku. Entahlah kepulanganku kali ini terasa lain
Dan ternyata semua pertanyaan dan keherananku terjawab sudah. Semuanya sudah berakhir. Perjalanan hidup ibu sudah ditutup hanya kenangan-kenangan itu yang tertinggal.
Ibuku sayang….
Aku tau dari sana kau juga membaca tulisan ini dan menemukan apa yang tidak tersurat sebagaimana cerita-cerita lalu yang aku keluhkan padamu disetiap kepulanganku. Aku berharap bisa menemukan wajahmu disetiap ruang dalam mimpiku.
Ibuku sayang…
Terimakasih atas segala cinta yang telah ibu berikan padaku selama ini. tak perlu khawatir bu, kalaupun yang ibu maksud adalah kebahagiaanku, aku bahagia telah merasakan kebahagiaan itu. Aku bahagia dengan hidupku selama ini aku menemukan cinta itu darimu Bu. Semua tak akan sama sejak kepergiannmu.
Terimakasih atas segala cinta yang telah ibu berikan padaku selama ini. tak perlu khawatir bu, kalaupun yang ibu maksud adalah kebahagiaanku, aku bahagia telah merasakan kebahagiaan itu. Aku bahagia dengan hidupku selama ini aku menemukan cinta itu darimu Bu. Semua tak akan sama sejak kepergiannmu.
I LOVE YOU MOM...
* Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)
* “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dgn sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua atau kedua-dua sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yg mulia.” .
* Dari Abu Hurairah dia berkata telah datang kepada Rasulullah saw seorang laki-laki lalu bertanya: “Wahai Rasulullah siapakah yg lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ayahmu”.
Allahummaghfirlanaa wali-waalidainaa warhamhumaa kamaa rabbayanii shaghiiraa. Laa ilaaha illaa annta subhaanaka inni kunntu minazhahaalimin. Laahaula walaa quwwata illaa billaahil ‘Aliyyil ‘Adhiim Amin..
Referensi : disadur ulang dari Dear Ibuku Sayang
JANGAN LETAKKAN DUNIA DI DADAMU...TAPI LETAKKAN IA DI TANGANMU...!!!!
Assalamu'alaikum....
Suatu hari Rasulullah saw memegang pundak Ibnu umar r.a,seraya brsbda:
"Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau seorng y sedang mlintas" (HR Bukhari)
Sungguh indah prkataan imam an-nawawi ktika mnsyarah hdits ini:
"Jnganlah trlalu condong kpd dunia dan jgn mnjdikanya sbg tempat tinggal abadi. Janganlah brangan2 u lama tinggal ddlmnya dan jgn trlalu sbuk mngurusnya.Janganlh trikat dgnya kcuali sprt kterikatan seorang musafir pd negeri y disinggahinya.Janganlah mnyibukkan diri ddlmy dgn ksbukan y seorng musafir tdk mnyibukkan diri dgnya krn ingin kmbli segera kpd kluarganya"
Allah swt brfrman:
"Kehidupan dunia it tdk lain hnyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS Al-Imran : 185)
Rasulullah saw brsbda:
"Tidaklah prbndingan dunia ini dgn akhirat kcuali bagaikan salah seorng dari kalian mncelupkan jarinya ke lautan dan cb prhatikan brapa byk air y dapat diambilnya dgn jari tsb" (HR Muslim)
Rasulullah saw brsbda:
"Klaaulah dunia ini di sisi Allah seharga sayap nyamuk, tentunya dia tdk akan mmbrikan kpd orang kafir walaupun hnya seteguk air" (HR Al-hakim,Tirmidzi)
Imam asy-syafi'i brkata:
"Siapa yang tujuannya hanyalah apa yang akan masuk kedalam perutnya maka nilainya tdk lbh dr apa y kluar dr prutnya"
Rsulullah saw brsbd:
"Celakalah hamba dinar,hamba dirham dan hamba pakaian.Jika diberi,dia ridho.Jika tdk dberi,dia marah. Celaka dan binasalah ia. Jikalau trtusuk duri,mudah2an tdk bisa dkeluarkan" (HR Bukhori)
-Manusia yang tamak thd dunia ibarat orang y minum air laut.Semakin byk ia meneguknya maka ia smkin mrasa kehausan.Para pengejar dunia selamay tdk akan mrasa kpuasan.Hatinya gersang dan trus merasa kurang.
Rasulullah saw brsbda:
"Jikalau anak adam mmiliki 1lembah emas niscaya ia akan mnginginkan 2 lembah dan tdk ada y dapat mmnuhi muluty kcuali tanah.Dan Allah akan mnrima taubat orang y brtaubat" (HR Muttafaqun 'alaihi)
Rasulullah saw brsbda:
"Barangsiapa mnjdikan akhirat sbg tjuanya, maka Allah akan mnjdikan kkyaan dlm hatinya, Allah akan mmudahkan urusanya, dan dunia akan mndatanginya dlm keadaan tunduk dan hina. Dan brngsiapa mnjdikan dunia sbg tjuanya,niscaya Allah akan mnjdikan kmiskinan trpampang dhdpan matay,Allah akan jdikan urusanya brantakan, dan ia tdk akan mmperoleh dunia kcuali apa2 y tlah dtetapkan baginya" (HR Tirmidzi,Ahmad)
Allah swt brfirman:
"Dan carilah apa y tlah dianugerahkan Allah kpdmu (kebahagiaan) ngeri akhirat, dan jgnlah kamu mlupakan bahagianmu dr (kenikmatan) duniawi dan brbuat baiklah (kpd org lain) sebagaiman Allah tlh brbuat baik kpdmu, dan jgnlah kamu brbuat krusakan dimuka bumi.Sesungguhnya Allah tdk mnyukai org2 y brbuat krusakan" (QS Al-Qashash:77)
Saudaraku.....jadikanlah akhirat sbg prioritas utama, tanpa mlupakan bagianmu didunia.Mnjadikan akhirat sbg kbthan PRIMER dan dunia kbthn SEKUNDER.bkn sebaliknya.....wallohu a'lam...smg brmnfaat...assalamu'alaikum...
by : Anisah Kusumawati
Suatu hari Rasulullah saw memegang pundak Ibnu umar r.a,seraya brsbda:
"Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau seorng y sedang mlintas" (HR Bukhari)
Sungguh indah prkataan imam an-nawawi ktika mnsyarah hdits ini:
"Jnganlah trlalu condong kpd dunia dan jgn mnjdikanya sbg tempat tinggal abadi. Janganlah brangan2 u lama tinggal ddlmnya dan jgn trlalu sbuk mngurusnya.Janganlh trikat dgnya kcuali sprt kterikatan seorang musafir pd negeri y disinggahinya.Janganlah mnyibukkan diri ddlmy dgn ksbukan y seorng musafir tdk mnyibukkan diri dgnya krn ingin kmbli segera kpd kluarganya"
Allah swt brfrman:
"Kehidupan dunia it tdk lain hnyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS Al-Imran : 185)
Rasulullah saw brsbda:
"Tidaklah prbndingan dunia ini dgn akhirat kcuali bagaikan salah seorng dari kalian mncelupkan jarinya ke lautan dan cb prhatikan brapa byk air y dapat diambilnya dgn jari tsb" (HR Muslim)
Rasulullah saw brsbda:
"Klaaulah dunia ini di sisi Allah seharga sayap nyamuk, tentunya dia tdk akan mmbrikan kpd orang kafir walaupun hnya seteguk air" (HR Al-hakim,Tirmidzi)
Imam asy-syafi'i brkata:
"Siapa yang tujuannya hanyalah apa yang akan masuk kedalam perutnya maka nilainya tdk lbh dr apa y kluar dr prutnya"
Rsulullah saw brsbd:
"Celakalah hamba dinar,hamba dirham dan hamba pakaian.Jika diberi,dia ridho.Jika tdk dberi,dia marah. Celaka dan binasalah ia. Jikalau trtusuk duri,mudah2an tdk bisa dkeluarkan" (HR Bukhori)
-Manusia yang tamak thd dunia ibarat orang y minum air laut.Semakin byk ia meneguknya maka ia smkin mrasa kehausan.Para pengejar dunia selamay tdk akan mrasa kpuasan.Hatinya gersang dan trus merasa kurang.
Rasulullah saw brsbda:
"Jikalau anak adam mmiliki 1lembah emas niscaya ia akan mnginginkan 2 lembah dan tdk ada y dapat mmnuhi muluty kcuali tanah.Dan Allah akan mnrima taubat orang y brtaubat" (HR Muttafaqun 'alaihi)
Rasulullah saw brsbda:
"Barangsiapa mnjdikan akhirat sbg tjuanya, maka Allah akan mnjdikan kkyaan dlm hatinya, Allah akan mmudahkan urusanya, dan dunia akan mndatanginya dlm keadaan tunduk dan hina. Dan brngsiapa mnjdikan dunia sbg tjuanya,niscaya Allah akan mnjdikan kmiskinan trpampang dhdpan matay,Allah akan jdikan urusanya brantakan, dan ia tdk akan mmperoleh dunia kcuali apa2 y tlah dtetapkan baginya" (HR Tirmidzi,Ahmad)
Allah swt brfirman:
"Dan carilah apa y tlah dianugerahkan Allah kpdmu (kebahagiaan) ngeri akhirat, dan jgnlah kamu mlupakan bahagianmu dr (kenikmatan) duniawi dan brbuat baiklah (kpd org lain) sebagaiman Allah tlh brbuat baik kpdmu, dan jgnlah kamu brbuat krusakan dimuka bumi.Sesungguhnya Allah tdk mnyukai org2 y brbuat krusakan" (QS Al-Qashash:77)
Saudaraku.....jadikanlah akhirat sbg prioritas utama, tanpa mlupakan bagianmu didunia.Mnjadikan akhirat sbg kbthan PRIMER dan dunia kbthn SEKUNDER.bkn sebaliknya.....wallohu a'lam...smg brmnfaat...assalamu'alaikum...
by : Anisah Kusumawati
Minggu, 02 Januari 2011
SYAIR-SYAIR KEHIDUPAN
oleh Senandung Rindu Ku pada 04 Agustus 2010 jam 9:34
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan
Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba
Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki
Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta
Yang Maha Esa Mencipta alam semesta
Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja
Manusia turun kebumi untuk diuji
Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati
Apakah Dunia tak seindah rupanya
Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.
Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka
Hanya jiwa yang mengerti jiwanya
Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya
Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka
Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................
Assalamualaikum ucap jiwa dalam hati
Jiwa Panjatkan doa sekedar berharap kepada ilahi
Mengetuk pintu sebagai tamu
Berharap diterima sebagai tamu yang diharapkan.
Oh, Pantaskah aku bertamu dengan ini?
Tanpa busana kebanggaan yang melekat pada diri
Akankah jiwa dihormati dan tidak dipandang setengah hati
Kukatakan padamu bahwa tuanku seorang pemurah hati.
Kemewahan tidak membuat jiwa mulia
Tanpa busana pun manusia bisa menjadi mulia
Bukankah jiwa datang tanpa harta?
Dan tahukah kamu harta apa yang paling mulia?
Sang Maha mewariskan Surga dan neraka
Bagi Hamba Yang bertaqwa dan durhaka
Puja dan Puji Bagi sang Maha
Engkau adalah Keadilan ilahi
Engkau cipta sang kaya dan kaum papa
Agar mereka bisa memberi dan menerima
Perbedaan yang berarti sama
Bahwa mereka sebenarnya tiada memiliki apa-apa
Benakku bertanya? Kenapa jiwa harus tercipta?
Kenapa jiwa tercipta kalau hanya untuk tiada?
Yang Maha berkata tidaklah kucipta semua ini dengan sia-sia
Apa maksud ini semua?
Semua jiwa pasti bertanya, siapakah aku yang sebenarnya?
Kenapa aku berada, dan kenapa aku harus tiada?
Tidakkah jiwa berpikir kenapa jiwa datang kedunia?
Pernahkah jiwa mendengar Yang Maha berkata
"KUCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA HANYA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU"
Ku katakan kebenaran sejati, Ku katakan tujuan hidup sejati
Bahwa manusia hanya dicipta untuk menyembah kepada Sang Maha
APAKAH IMAN YANG SEMPURNA ITU?
oleh Senandung Rindu Ku pada 19 September 2010 jam 8:13
Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS Al-Mu'minun, 23: 61)
Kata sifat kamil dalam bahasa Arab berarti sempurna, murni, dan lengkap. “Iman yang sempurna” (kamil iman) yang dibahas buku ini mewakili tingkat tertinggi kedewasaan dan kedalaman iman yang dapat dicapai seseorang. Namun, bagaimana iman seorang mukmin tumbuh matang dan menjadi sempurna?
“Beriman kepada Allah” adalah meresapi bahwa Allah Ialah Pencipta dan Pemilik tunggal segala sesuatu dan bahwa Dia satu-satunya Pengadil. Itulah kepasrahan seseorang kepada Allah pada setiap saat kehidupannya; itulah menyadari bahwa manusia membutuhkanNya, bahwa Allah kaya tanpa membutuhkan, dan bahwa Dia menciptakan semua makhluk menurut suatu takdir tertentu.
“Kepasrahan kepada Allah” menjadi mungkin hanya lewat memiliki ketakutan besar kepada Allah, terikat erat kepadaNya dan mencintaiNya melebihi apa pun atau siapa pun. Orang yang memasrah diri kepada Allah, dalam pengertian yang sesungguhnya, mengangkat hanya Allah sebagai sahabat karibnya. Sepanjang hidup ia mengetahui bahwa tiap kejadian yang ditemuinya terjadi atas kehendak Allah dan bahwa di balik setiap kejadian itu, ada maksud-maksud ilahiah tertentu. Karena alasan ini, tidak pernah ia menyeleweng dari sikap pasrahnya dan selalu ia tetap taat dan bersyukur kepada Allah.
Untuk meraih iman yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah-perintah Qur'an, wahyu Allah lewat mana Dia memperkenalkan diriNya dan menyampaikan perintah kepada hamba-hambaNya. Karena alasan ini, mukmin memberikan perhatian sepenuh-penuhnya dalam mematuhi batasan-batasan Allah hingga hari ia wafat. Sepanjang hidup ia memperlihatkan sifat-sifat mukmin sejati tanpa lari dari kesabaran. Ketabahan yang ditunjukkan orang yang beriman sempurna dalam hidup dengan nilai-nilai Qur'an merupakan suatu sifat yang sangat penting dan khusus. Sebab, dengan sifat inilah orang yang beriman sempurna mengungguli orang-orang lain dalam upaya berbuat kebajikan. Qur'an juga merujuk ke mereka “yang lebih dahulu berbuat kebaikan” (QS Fathir, 35: 32) dalam upaya memperoleh rida Allah. Akan tetapi, Qur'an juga merujuk ke mereka yang tidak sepenuhnya hidup berdasarkan agama: “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi…” (QS Al-Hajj, 22: 11)
Di sini tampak ciri khas iman yang sempurna. Mereka yang tidak memeluk keimanan sepenuh hati memuja Allah tepat di “tepi terpinggir”, sementara orang-orang beriman sempurna mengambil Qur'an sebagai panduan penting bagi diri di setiap saat kehidupan. Sementara mereka yang tidak tulus menuntut syarat-syarat tertentu demi menjaga keimanan, mereka yang beriman sempurna sungguh-sungguh tanpa syarat dalam ketaatannya. Kelompok pertama tetap mengabdi pada agama dan berpura-pura memperlihatkan nilai-nilai yang dipuji oleh Qur'an sepanjang mereka merasakan nikmat-nikmat yang dianugerahkan kepada mereka dan semua berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Namun, kapan saja kehilangan nikmat atau musibah menimpa, mereka segera berpaling dari atau menunjukkan ketidaktaatan pada agama. Akan tetapi, orang yang beriman sempurna menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan pada iman dan kesetiaan mereka. Daya pendorong dasar di balik tekad ini adalah “iman yang terjaga” mereka. “Iman yang terjaga” adalah pengakuan sebenar-benarnya keberadaan Allah dan hari kemudian dengan kearifan, hati dan nurani. Mukmin yang memiliki sifat bawaan ini dilukiskan dalam Qur'an sebagai “mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS Al-Baqarah, 2: 4)
Iman yang sempurna mewujud diri melalui terus-menerus memperhatikan nurani seseorang. Nurani adalah sifat kejiwaan yang membangkitkan sikap baik dan pikiran terpuji, dan membantu manusia berpikir lurus dan membedakan yang benar dari yang salah. Seorang yang beriman sempurna menyimak suara nuraninya dalam keadaan apa pun. Kecenderungan sedemikian memastikan akhlak dan sikap yang sejalan dengan Qur'an. Nabi Muhammad SAW menunjukkan pentingnya nurani dengan cara berikut:
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah iman itu? Beliau menjawab: Ketika perbuatan baik menjadi sumber kebahagiaan bagimu dan perbuatan jahat menjadi sumber kejijikan bagimu, maka engkau mukmin. Laki-laki itu lalu menanyai Rasulullah SAW: Apakah dosa itu? Untuk mana beliau menjawab: Ketika sesuatu mengganggu nuranimu, hentikanlah. (Ahmad)
Dari pilihan-pilihan yang dihadapinya, mukmin memilih sikap dengan mana, ia berharap, Allah akan rida. Ia tidak pernah menyerah kepada hawa nafsunya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapinya selagi menunjukkan sikap mulia ini tidak membuatnya merasa kecewa. Ia tidak mengorbankan sikap yang paling patut karena dikuasai oleh keinginan sesaat dan hasrat nafsunya.
Sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari akan membuat jelas hal ini. Mari kita beranggapan bahwa sebuah pabrik besar sedang terbakar. Dikepung oleh musibah seperti itu, si pemilik pabrik dihadapkan kepada banyak pilihan. Ia bisa, misalnya, tinggal di dalam dan, dengan menggerakkan para pekerjanya, berjuang memadamkan api. Jalan lain adalah meninggalkan gedung dan menyelamatkan diri sendiri tanpa memberitahu para pekerjanya. Atau, ia bisa melakukan segalanya untuk menyelamatkan semua pekerja sambil memanggil dinas pemadam kebakaran.
Semua pilihan ini akan tampak beralasan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Akan tetapi, nurani membimbing orang ini ke pilihan yang akan paling menyenangkan Allah. Iman yang sempurna adalah iman seseorang yang tanpa syarat menganggap bahwa sikap yang paling mulia adalah sikap yang dipandu oleh nuraninya, tanpa merasakan penyesalan atau kekecewaan sekecil apa pun.
Kata sifat kamil dalam bahasa Arab berarti sempurna, murni, dan lengkap. “Iman yang sempurna” (kamil iman) yang dibahas buku ini mewakili tingkat tertinggi kedewasaan dan kedalaman iman yang dapat dicapai seseorang. Namun, bagaimana iman seorang mukmin tumbuh matang dan menjadi sempurna?
“Beriman kepada Allah” adalah meresapi bahwa Allah Ialah Pencipta dan Pemilik tunggal segala sesuatu dan bahwa Dia satu-satunya Pengadil. Itulah kepasrahan seseorang kepada Allah pada setiap saat kehidupannya; itulah menyadari bahwa manusia membutuhkanNya, bahwa Allah kaya tanpa membutuhkan, dan bahwa Dia menciptakan semua makhluk menurut suatu takdir tertentu.
“Kepasrahan kepada Allah” menjadi mungkin hanya lewat memiliki ketakutan besar kepada Allah, terikat erat kepadaNya dan mencintaiNya melebihi apa pun atau siapa pun. Orang yang memasrah diri kepada Allah, dalam pengertian yang sesungguhnya, mengangkat hanya Allah sebagai sahabat karibnya. Sepanjang hidup ia mengetahui bahwa tiap kejadian yang ditemuinya terjadi atas kehendak Allah dan bahwa di balik setiap kejadian itu, ada maksud-maksud ilahiah tertentu. Karena alasan ini, tidak pernah ia menyeleweng dari sikap pasrahnya dan selalu ia tetap taat dan bersyukur kepada Allah.
Untuk meraih iman yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah-perintah Qur'an, wahyu Allah lewat mana Dia memperkenalkan diriNya dan menyampaikan perintah kepada hamba-hambaNya. Karena alasan ini, mukmin memberikan perhatian sepenuh-penuhnya dalam mematuhi batasan-batasan Allah hingga hari ia wafat. Sepanjang hidup ia memperlihatkan sifat-sifat mukmin sejati tanpa lari dari kesabaran. Ketabahan yang ditunjukkan orang yang beriman sempurna dalam hidup dengan nilai-nilai Qur'an merupakan suatu sifat yang sangat penting dan khusus. Sebab, dengan sifat inilah orang yang beriman sempurna mengungguli orang-orang lain dalam upaya berbuat kebajikan. Qur'an juga merujuk ke mereka “yang lebih dahulu berbuat kebaikan” (QS Fathir, 35: 32) dalam upaya memperoleh rida Allah. Akan tetapi, Qur'an juga merujuk ke mereka yang tidak sepenuhnya hidup berdasarkan agama: “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi…” (QS Al-Hajj, 22: 11)
Di sini tampak ciri khas iman yang sempurna. Mereka yang tidak memeluk keimanan sepenuh hati memuja Allah tepat di “tepi terpinggir”, sementara orang-orang beriman sempurna mengambil Qur'an sebagai panduan penting bagi diri di setiap saat kehidupan. Sementara mereka yang tidak tulus menuntut syarat-syarat tertentu demi menjaga keimanan, mereka yang beriman sempurna sungguh-sungguh tanpa syarat dalam ketaatannya. Kelompok pertama tetap mengabdi pada agama dan berpura-pura memperlihatkan nilai-nilai yang dipuji oleh Qur'an sepanjang mereka merasakan nikmat-nikmat yang dianugerahkan kepada mereka dan semua berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Namun, kapan saja kehilangan nikmat atau musibah menimpa, mereka segera berpaling dari atau menunjukkan ketidaktaatan pada agama. Akan tetapi, orang yang beriman sempurna menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan pada iman dan kesetiaan mereka. Daya pendorong dasar di balik tekad ini adalah “iman yang terjaga” mereka. “Iman yang terjaga” adalah pengakuan sebenar-benarnya keberadaan Allah dan hari kemudian dengan kearifan, hati dan nurani. Mukmin yang memiliki sifat bawaan ini dilukiskan dalam Qur'an sebagai “mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS Al-Baqarah, 2: 4)
Iman yang sempurna mewujud diri melalui terus-menerus memperhatikan nurani seseorang. Nurani adalah sifat kejiwaan yang membangkitkan sikap baik dan pikiran terpuji, dan membantu manusia berpikir lurus dan membedakan yang benar dari yang salah. Seorang yang beriman sempurna menyimak suara nuraninya dalam keadaan apa pun. Kecenderungan sedemikian memastikan akhlak dan sikap yang sejalan dengan Qur'an. Nabi Muhammad SAW menunjukkan pentingnya nurani dengan cara berikut:
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah iman itu? Beliau menjawab: Ketika perbuatan baik menjadi sumber kebahagiaan bagimu dan perbuatan jahat menjadi sumber kejijikan bagimu, maka engkau mukmin. Laki-laki itu lalu menanyai Rasulullah SAW: Apakah dosa itu? Untuk mana beliau menjawab: Ketika sesuatu mengganggu nuranimu, hentikanlah. (Ahmad)
Dari pilihan-pilihan yang dihadapinya, mukmin memilih sikap dengan mana, ia berharap, Allah akan rida. Ia tidak pernah menyerah kepada hawa nafsunya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapinya selagi menunjukkan sikap mulia ini tidak membuatnya merasa kecewa. Ia tidak mengorbankan sikap yang paling patut karena dikuasai oleh keinginan sesaat dan hasrat nafsunya.
Sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari akan membuat jelas hal ini. Mari kita beranggapan bahwa sebuah pabrik besar sedang terbakar. Dikepung oleh musibah seperti itu, si pemilik pabrik dihadapkan kepada banyak pilihan. Ia bisa, misalnya, tinggal di dalam dan, dengan menggerakkan para pekerjanya, berjuang memadamkan api. Jalan lain adalah meninggalkan gedung dan menyelamatkan diri sendiri tanpa memberitahu para pekerjanya. Atau, ia bisa melakukan segalanya untuk menyelamatkan semua pekerja sambil memanggil dinas pemadam kebakaran.
Semua pilihan ini akan tampak beralasan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Akan tetapi, nurani membimbing orang ini ke pilihan yang akan paling menyenangkan Allah. Iman yang sempurna adalah iman seseorang yang tanpa syarat menganggap bahwa sikap yang paling mulia adalah sikap yang dipandu oleh nuraninya, tanpa merasakan penyesalan atau kekecewaan sekecil apa pun.
Langganan:
Postingan (Atom)