Senin, 03 Januari 2011

IBU

Ibu…
dikedinginan malam sunyi
terkenang aku akan pemergian mu
dibuai sejuta kenangan manis disiram segar
subur kasih penuh rindu mengiringi pemergianmu

ibu..
Sejuta keampunan kupinta darimu
buat penghapus dosa insan kerdil ini
buat menebus kekurangan melayani hayatmu
buat melunas hutang jiwa
seorang anak terhadap ibu

oh ibu..
Ku tinggalkan jasadmu dikuburan ini
namun izinkan aku
bawa pulang kasih sayangmu
izinkanku bawa bersama semangat dan doamu
izinkan aku pulang
berbekal keampunan dan redhamu ibu..
Doakanlah aku ibu
agar bersemangat menyambung amal ibadahmu
berbekal akal,ilmu dan iman
yang engkau ajarkan dulu

ya tuhan…
ku titipkan jasad ibu untuk dikau rahmati
ku pinjam jiwa kental dan kasih sayang ibu
buat bekal hidup yang berbaki
ku rayu keampunanmu
segala dosanya ya robbi..
Hidayahkan aku apa saja
demi menebus dosa ibunda
biar nyawa,harta dan jiwa ini
menjadi galang gantinya..
Jangan kau siksa dia wahai tuhan
aku pohon,aku rayu kepadamu setulus jiwa
rahmatilah,kasihanilah dia
seperti dia mengasihiku sejak kecil

ya allah ya tuhan ku…
aku berpegang pada janjimu..
Janji rasulmu
izinkan aku menyambung amal ibu
izinkan aku memenuhi tawaran janjimu
demi ibuku…
demi ibuku…
demi ibuku…
al-fatihah untukmu ibu..
Al-fatihah!!!

Mumpung masih ada kesempatan, mari berbakti pada orang tua kita.

Ku Balut Cinta Mu Bersama Dengannya

oleh Nikaca Yang Berdebu Dua pada 04 Januari 2011 jam 11:02
Oleh: Siti Hasanah


Jika kubertanya pada-MU
Siapa dia yang akan menemaniku di jalan-MU
Menyusuri kehidupan yang fana
Dalam timbunan dosa dan pahala
Menekan segala kemauan yang kadang tak terarah


Siapa dia yang kelak kupanggil kekasih
Yang menentramkan hati dalam qasidah cinta
Melambungkan hasrat dalam bingkai malam yang pekat
Dan ditemani selimut kerinduan yang menggenapi jiwa

Siapa dia yg kelakkan di panggil ayah
Ketika bayi2 mungil terlahir di antara tangis dan tawa
Diantara senyum kebahagiaan yang memancar
Dari hati dan jiwa yang penuh cinta

Bilakah ia datang membawa seberkah harapan
Tentang ENGKAU yg akan selalu ada di kehidupannya
Tentang cinta ENGKAU yg tak pernah tergantikan
Tentang Kasih Sayang ENGKAU yg tak pernah hilang
Tentang Kemurahan ENGKAU yang tak ada batas-NYA

Ya ILAHI
JIka dia telah datang padaku
Jika ia yg KAU takdirkan untukku
Maka tak akan kuperkarakan lagi keberadaannya
Takkan kuhitung lagi kepunyaannya
Karena ENGKAU telah mencukupkannya

Ya Rahman Ya Rahim
Ijinkan aku bersamanya dalam takdirMU
Biarkan ia menuntunku untuk selalu di jalan-MU
Jangan biarkan cintaku menyengsarakan dia hingga menjauh padaMU
Jangan biarkan tanganku menghalangiNYA untuk datang kepadaMU
Jangan biarkan keinginanku merusak taat dia padaMU
Jangan biarkan langkahku menghentikan langkahnya untuk slalu bertemu denganMU
Jangan YA Robb,
Jangan biarkan cintaku menghancurkan cintanya kepada cintaMu..

Kekasihku.....
Aku adalah milikmu setelah kau nyatakan ijab kabulmu
Dimana Allah yg telah menjadi saksimu
Dimana kuletakkan surga dan neraka di atas bahumu
Dimana kuletakkan hati dan jiwaku di kehidupanmu
Agar engkau bisa menjagaku dari keburukan nafsu dunia

Kekasihku....
Jadikan aku seperti apa yang tertulis dalam FirmanNYA
Jadikan aku istri sholeha bagimu
Jadikan Aku ibu yang benar bagi anak2 kita
Agar kelak kau tak akan terganjal dengan urusan-NYA
Jadikan aku bidadari di hatimu yg indah
Jadikan aku sejarah hidupmu yang penuh dengan cinta
CInta yang kau berikan Atas nama cintaNYA
Agar aku tau betapa besar cinta yg Alloh berikan kepadaku
Karena dia telah takdirkan dirimu untukku.


kisah seorang ibu melahirkan anaknya sampai merawat anaknya

Add caption

Pagi itu matahari telah beranjak tinggi dari peraduannya, dan Ibu yang begitu anggun menjumpai aku di depan pintu. bergegas aku rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rinduku pada beliau tidak bertepuk sebelah tangan, Ibu juga mendaratkan kecupan hangat di ubun-ubun ini, terasa hangat mengalir di lubuk hati. “Alhamdulillah, kamu sudah pulang nak” itu ucapan pertama beliau. Begitu masuk ke dalam rumah, aku mendapati ruangan yang sungguh bersih. Tenang hati ini, sudah sangat lama aku meninggalkan tempat ini.
Menjelang sore
“Nak tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih” bergegas saya melaksanakan permintaan ibu untuk pancinya. Tidak lama kemudian,
“Eh, tolongin Ibu bawa ember ini ke teras, Ibu mau menyiram bunga”. Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Segera saja aku bisa memindahkannya kehalaman depan dengan mudahnya. Kupandangi bunga-bunga yang tumbuh disitu, Subur dan terawat. Sedari dulu Ibu suka sekali menanam bunga. Kembali ibu memintaku melakukan sesuatu “Nak, Ibu baru saja mencuci, peras dulu, abis itu jemur yah” pinta Ibu.
“Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam” sekilas aku memandang wajah beliau yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.
Sore harinya ketika sedang menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk menelusuri tiap huruf al-qur’an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Tangan itu terus bergetar. Aku berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata ini. kesedihan itu muncul seketika entahlah, tiba-tiba aku merasa sangat rindu pada ibu.
“Dingin bu..” bisikku manja sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuan beliau. Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai hangat kepalaku. Aku memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.
Adzan isya berkumandang memecah keheningan, Ibu berdiri di sampingku, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Usai shalat, Aku menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi kupandangi lagi tangannya yang terus bergetar. “Duh Allah, Sayangi Ibuku” spontan aku terenyuh memohon kepada Alloh. “Nak..” Panggil ibu lembut membuyarkan lamunan, kini tangan kanan beliau terjulur di hadapanku. Kebiasaan saat selesai shalat, kurengkuh tangan berkah itu dan menciumnya berkali. tiba-tiba aku merasakan ada yang salah dengan tangan ibu “Tangan ibu kenapa?” tanyaku pelan. Ibu hanya tersenyum hangat.
Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Sejenak kupandangi langit dari teras depan rumah. Oh bulan yang merekah merah, menambah kerinduanku pada Ibu dan rumah ini, terasa syahdu malam itu.
Malam perlahan beranjak menjauh. Dalam hening itu, kubayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan mengapakah, aku seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangan suci beliau untukku. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalanku saat kecil hingga beranjak dewasa. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan rambut ketika aku tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika aku mencari kekuatan dipangkuan beliau ketika hati ini bergemuruh gundah gulana. Tangan yang selalu menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang aku jalani. Tangan yang sama yang selalu membuatkan pernak-pernik bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajarku ketika aku masih kecil, kata ibu waktu itu biar aku lebih semangat belajar. Dan ketika aku beranjak pergi untuk menuntut ilmu dan harus tinggal jauh darinya, pesannya selalu saja datang padaku. Dalam pesannya, Ibu selalu menyisipkan puisi. Ada sebuah puisinya yang sangat aku sukai. Ibu memang suka menyanjung :
Kau adalah gemerlap bintang di langit malam, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana, Bukan!, kau lebih dari itu,
kau adalah benderang matahari di tiap waktu, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta, Itu saja.
Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Alloh. Itu yang aku baca dari sebuah buku. Jika aku renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibu adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, dan ketulusan..
Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan?
Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Alloh banyak kemudahan dalam menapaki hidup?
Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita?
Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya?..
Pernahkah. .?
Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, Aku masih merajuknya “Bu, kembalilah ke rumah,”. “Ah, Ada ayah disini. Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, Ibu akan lebih senang” Jawabannya ringan. Tak ada air mata seperti dulu saat aku melepasnya  pergi. Ibu tampak lebih pasrah, menyerahkan semua kepada kehendak Alloh.
Sebelum pergi, kurengkuh kembali punggung tangan beliau selagi sempat, kureguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untukku. Selagi sisa waktu yang kumiliki masih terhampar, kuciumi tangganya penuh takzim. Aku takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangan beliau, meletakannya dikeningku. Entahlah kepulanganku kali ini terasa lain
Dan ternyata semua pertanyaan dan keherananku terjawab sudah. Semuanya sudah berakhir. Perjalanan hidup ibu sudah ditutup hanya kenangan-kenangan itu yang tertinggal.
Ibuku sayang….
Aku tau dari sana kau juga membaca tulisan ini dan menemukan apa yang tidak tersurat sebagaimana cerita-cerita lalu yang aku keluhkan padamu disetiap kepulanganku. Aku berharap bisa menemukan wajahmu disetiap ruang dalam mimpiku.
Ibuku sayang…
Terimakasih atas segala cinta yang telah ibu berikan padaku selama ini. tak perlu khawatir bu, kalaupun yang ibu maksud adalah kebahagiaanku, aku bahagia telah merasakan kebahagiaan itu. Aku bahagia dengan hidupku selama ini aku menemukan cinta itu darimu Bu. Semua tak akan sama sejak kepergiannmu.
I LOVE YOU MOM...
* Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)
* “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dgn sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua atau kedua-dua sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yg mulia.” .
* Dari Abu Hurairah dia berkata telah datang kepada Rasulullah saw seorang laki-laki lalu bertanya: “Wahai Rasulullah siapakah yg lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu” dia bertanya lagi “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ayahmu”.
Allahummaghfirlanaa wali-waalidainaa warhamhumaa kamaa rabbayanii shaghiiraa. Laa ilaaha illaa annta subhaanaka inni kunntu minazhahaalimin. Laahaula walaa quwwata illaa billaahil ‘Aliyyil ‘Adhiim Amin..
Referensi : disadur ulang dari Dear Ibuku Sayang

JANGAN LETAKKAN DUNIA DI DADAMU...TAPI LETAKKAN IA DI TANGANMU...!!!!

Assalamu'alaikum....

Suatu hari Rasulullah saw memegang pundak Ibnu umar r.a,seraya brsbda:
"Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau seorng y sedang mlintas" (HR Bukhari)

Sungguh indah prkataan imam an-nawawi ktika mnsyarah hdits ini:
"Jnganlah trlalu condong kpd dunia dan jgn mnjdikanya sbg tempat tinggal abadi. Janganlah brangan2 u lama tinggal ddlmnya dan jgn trlalu sbuk mngurusnya.Janganlh trikat dgnya kcuali sprt kterikatan seorang musafir pd negeri y disinggahinya.Janganlah mnyibukkan diri ddlmy dgn ksbukan y seorng musafir tdk mnyibukkan diri dgnya krn ingin kmbli segera kpd kluarganya"

Allah swt brfrman:
"Kehidupan dunia it tdk lain hnyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS Al-Imran : 185)

Rasulullah saw brsbda:
"Tidaklah prbndingan dunia ini dgn akhirat kcuali bagaikan salah seorng dari kalian mncelupkan jarinya ke lautan dan cb prhatikan brapa byk air y dapat diambilnya dgn jari tsb" (HR Muslim)

Rasulullah saw brsbda:
"Klaaulah dunia ini di sisi Allah seharga sayap nyamuk, tentunya dia tdk akan mmbrikan kpd orang kafir walaupun hnya seteguk air" (HR Al-hakim,Tirmidzi)

Imam asy-syafi'i brkata:
"Siapa yang tujuannya hanyalah apa yang akan masuk kedalam perutnya maka nilainya tdk lbh dr apa y kluar dr prutnya"

Rsulullah saw brsbd:
"Celakalah hamba dinar,hamba dirham dan hamba pakaian.Jika diberi,dia ridho.Jika tdk dberi,dia marah. Celaka dan binasalah ia. Jikalau trtusuk duri,mudah2an tdk bisa dkeluarkan" (HR Bukhori)

-Manusia yang tamak thd dunia ibarat orang y minum air laut.Semakin byk ia meneguknya maka ia smkin mrasa kehausan.Para pengejar dunia selamay tdk akan mrasa kpuasan.Hatinya gersang dan trus merasa kurang.

Rasulullah saw brsbda:
"Jikalau anak adam mmiliki 1lembah emas niscaya ia akan mnginginkan 2 lembah dan tdk ada y dapat mmnuhi muluty kcuali tanah.Dan Allah akan mnrima taubat orang y brtaubat" (HR Muttafaqun 'alaihi)

Rasulullah saw brsbda:
"Barangsiapa mnjdikan akhirat sbg tjuanya, maka Allah akan mnjdikan kkyaan dlm hatinya, Allah akan mmudahkan urusanya, dan dunia akan mndatanginya dlm keadaan tunduk dan hina. Dan brngsiapa mnjdikan dunia sbg tjuanya,niscaya Allah akan mnjdikan kmiskinan trpampang dhdpan matay,Allah akan jdikan urusanya brantakan, dan ia tdk akan mmperoleh dunia kcuali apa2 y tlah dtetapkan baginya" (HR Tirmidzi,Ahmad)

Allah swt brfirman:
"Dan carilah apa y tlah dianugerahkan Allah kpdmu (kebahagiaan) ngeri akhirat, dan jgnlah kamu mlupakan bahagianmu dr (kenikmatan) duniawi dan brbuat baiklah (kpd org lain) sebagaiman Allah tlh brbuat baik kpdmu, dan jgnlah kamu brbuat krusakan dimuka bumi.Sesungguhnya Allah tdk mnyukai org2 y brbuat krusakan" (QS Al-Qashash:77)

Saudaraku.....jadikanlah akhirat sbg prioritas utama, tanpa mlupakan bagianmu didunia.Mnjadikan akhirat sbg kbthan PRIMER dan dunia kbthn SEKUNDER.bkn sebaliknya.....wallohu a'lam...smg brmnfaat...assalamu'alaikum...
by : Anisah Kusumawati